Ilustrasi hutan (Pexels/mali maeder)

Lihat Foto

keanekaragaman hayati melalui aplikasi alam.

Selain itu, studi juga mencatat partisipasi masyarakat tersebut dipengaruhi adanya berbagai jenis insentif. Temuan ini pun mengungkap cara-cara baru untuk mendukung konservasi keanekaragaman hayati melalui citizen science.

Melansir Phys, Kamis (17/7/2025) sekelompok peneliti mengamati 830 pengguna aplikasi smartphone Biome dari Jepang. Biome adalah aplikasi populer tempat pengguna bisa mengunggah foto satwa liar dan langsung tahu spesiesnya lewat fitur AI. Para peneliti ini melakukan eksperimen untuk memahami perilaku mereka.

Dalam sebuah eksperimen, peserta dibagi tiga: ada yang dapat uang tunai, ada yang donasi ke lingkungan, dan ada yang tanpa hadiah.

Hasilnya, insentif berupa uang tunai membuat pengguna lebih sering mengunggah, bahkan meningkatkan jumlah unggahan hingga 57 persen.

Namun, insentif donasi, meskipun tidak menambah jumlah unggahan, mendorong pengguna untuk lebih fokus pada pengunggahan spesies yang lebih langka.

Sebagai informasi, untuk memantau keanekaragaman hayati secara akurat, kita butuh banyak data, termasuk spesies langka. Aplikasi citizen science seperti Biome bisa mengumpulkan data ini dari masyarakat pengguna smartphone, asalkan mereka terus aktif.

Penelitian ini pun jadi yang pertama menunjukkan bagaimana insentif bisa memengaruhi seberapa banyak dan seberapa baik data ekologi yang dikumpulkan.

“Insentif memengaruhi jumlah dan jenis unggahan yang dibuat orang. Ini bisa membantu kita membuat program sains warga yang lebih efektif untuk mendukung keanekaragaman hayati,” kata penulis utama studi, Shusaku Sasaki.

Lebih lanjut, temuan-temuan ini bisa memberikan panduan bagi para pembuat kebijakan dan organisasi dalam merancang kampanye lingkungan.

Misalnya, insentif tunai mungkin paling baik digunakan ketika memerlukan jumlah data yang besar, sementara insentif berbasis donasi dapat menarik pengguna yang mencari makna dan berkontribusi data yang lebih langka.




Perusahaan bahkan bisa menggunakan skema semacam ini sebagai bagian dari inisiatif keberlanjutan mereka.

Studi ini diterbitkan di Ecological Economics pada bulan April 2025 dengan judul “Prosocial and Financial Incentives for Biodiversity Conservation: A Field Experiment Using a Smartphone App.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *