Hewan mamalia Trenggiling.

Lihat Foto

Kebakaran hutan meninggalkan lanskap yang hangus.

Namun, siapa sangka trenggiling menjadi hewan yang bisa memulihkan kondisi pasca kebakaran hutan.

Studi baru yang diterbitkan dalam Global Ecology and Conservation menunjukkan bahwa liang trenggiling mendukung kembalinya tumbuhan dan hewan setelah kebakaran hutan.

Liang ini membentuk apa yang oleh para ilmuwan disebut mikrohabitat trenggiling, kantong kehidupan kecil yang mendorong pertumbuhan kembali di area yang hampir semuanya telah musnah.

Temuan ini menjadi penting karena perubahan iklim menyebabkan musim kebakaran menjadi lebih panjang dan lebih panas di seluruh dunia.

Mengutip Happy Eco News, Kamis (26/6/2025), trenggiling merupakan mamalia pemakan serangga yang memiliki sisik pelindung di sekujur tubuhnya.

Mereka lebih terkenal sebagai hewan yang paling banyak diperdagangkan di dunia daripada kontribusinya terhadap alam.

Peneliti dalam studinya menemukan liang yang dibuat trenggiling tidak hanya melindungi mereka dari predator dan hawa dingin, tetapi juga mampu memperbaiki tanah di sekitar mereka.

Trenggiling akan menggali dalam-dalam ke dalam tanah menggunakan cakar depan mereka yang kuat untuk membuat tempat berlindung.

Lubang-lubang ini mengeluarkan tanah yang lembap dan kaya nutrisi dari bawah tanah, sehingga memudahkan pertumbuhan benih.

Penelitian yang fokus pada trenggiling China (Manis pentadactyla) ini mengamati setiap trenggiling dapat menggali hingga 100 liang setahun hingga sedalam 2 meter.

Liang ini tetap berada pada suhu dan tingkat kelembapan yang stabil, bahkan ketika lingkungan luar menjadi keras, yang sangat cocok untuk tanaman dan hewan kecil.

Buktinya, peneliti menemukan lokasi di sekitar liang memiliki kehidupan yang jauh lebih banyak di mana 58 spesies tanaman dan hampir 3.000 individu tanaman tercatat di dekat liang.

Sementara hanya 47 spesies tanaman dan 2.165 individu yang ditemukan di lokasi kontrol.

Ide hewan kecil yang membantu memulihkan ekosistem besar bukanlah hal baru, tetapi peran trenggiling baru sekarang dipelajari secara rinci.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *