Seekor paus kepala busur berenang melalui es laut Arktik di Teluk Disko, Greenland.

Lihat Foto

perubahan iklim berpotensi memangkas hingga 75 persen habitat paus kepala busur (bowhead whale) di seluruh wilayah Arktik pada akhir abad ke-21.

Hasil ini didapat dari kajian sejarah keberadaan spesies tersebut selama 11.700 tahun terakhir.

Studi ini dipimpin oleh ilmuwan dari Universitas Adelaide di Australia dan Universitas Kopenhagen di Denmark, bekerja sama dengan tim peneliti internasional. Mereka menyusun kembali gambaran dasar ekologi paus kepala busur menggunakan berbagai data dan model.

Dikutip dari Phys, Kamis (22/5/2025), tim menemukan bahwa habitat makan paus kepala busur sangat stabil selama ribuan tahun, bahkan di tengah perubahan iklim alami di masa lalu. Hal itu menunjukkan ketangguhan spesies ini.

Namun, para peneliti juga memproyeksikan bahwa perubahan iklim di masa depan dapat mengikis 65 hingga 75 persen habitat mereka. Contohnya, di Laut Okhotsk—rumah bagi salah satu dari empat populasi paus kepala busur—habitat musim panas yang layak diperkirakan akan sepenuhnya hilang pada tahun 2060.

Pencairan es laut Arktik menjadi ancaman utama, karena paus kepala busur sangat bergantung pada es laut untuk mencari makan, perlindungan, dan jalur migrasi. Hilangnya es berarti hilangnya akses ke sumber daya penting yang telah mereka andalkan selama ribuan tahun.

Paus kepala busur lebih suka mencari makan di antara es laut selama ribuan tahun,” kata penulis utama studi Nicholas Freymueller.

“Namun, es laut Arktik telah menurun secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir, dan ini akan semakin cepat dalam beberapa dekade mendatang, menyebabkan habitat tempat paus kepala busur saat ini berkumpul dalam jumlah besar akan hilang,” katanya lagi.

Penulis utama studi, Nicholas Freymueller, menjelaskan bahwa penurunan es laut Arktik telah terjadi signifikan dalam beberapa dekade terakhir dan akan terus berlanjut, menyebabkan lokasi berkumpulnya paus kepala busur ikut lenyap.

Selain itu, tim juga menemukan bahwa area habitat yang cocok pada tahun 2100 akan berada di luar wilayah persebaran paus kepala busur saat ini, yang dapat mempengaruhi kebijakan konservasi di masa depan.

“Dengan mengidentifikasi luas dan lokasi habitat paus kepala busur yang kemungkinan akan hilang dalam beberapa dekade mendatang, kami bisa memberikan informasi penting untuk memandu upaya pengelolaan spesies ini di masa mendatang,” kata Profesor Eline Lorenzen, dari Globe Institute, Universitas Kopenhagen.

Penelitian yang dipublikasikan di Ecology and Evolution ini menunjukkan bahwa dengan memahami respons paus kepala busur terhadap perubahan iklim masa lalu, ilmuwan dapat lebih akurat memproyeksikan kerentanannya di masa depan.

Paus kepala busur masih dalam proses pemulihan setelah perburuan besar-besaran selama 400 tahun. Spesies ini kini menjadi simbol penting dalam menggambarkan dampak perubahan iklim terhadap mamalia laut Arktik secara keseluruhan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *