
konservasi penyu dan cetacea berjalan secara berkelanjutan, WWF bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong pelaksanaan Rencana Aksi Nasional (RAN) Konservasi Penyu dan Cetacea 2025–2029 dengan membentuk Center of Excellence (CoE) di tiga wilayah.
National Coordinator for Marine ETP Species WWF Indonesia, Ranny R. Yuneni, mengatakan bahwa CoE dibentuk sebagai langkah konkret agar RAN tidak berhenti pada tataran dokumen.
Pihaknya telah melakukan pemetaan lokasi CoE.
“Di wilayah barat, letaknya ada di Anambas, Kepulauan Riau. Di wilayah tengah, letaknya di Pangumbahan, Sukabumi, Jawa Barat. Dan di wilayah timur akan dilakukan di Pulau Buru, Maluku,” ujar Ranny pada Kompas.com, Kamis (3/7/2025).
Ia menjelaskan bahwa keberadaan CoE akan diperkuat dengan serangkaian program yang melibatkan masyarakat pesisir dan bekerja sama dengan berbagai universitas.
Program ini mencakup riset ekologi untuk memahami ekosistem pendukung pelestarian penyu dan cetacea, edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, serta pelibatan langsung agar masyarakat merasa menjadi bagian dari upaya konservasi.
Selain itu, pengembangan teknologi juga menjadi bagian penting. Ranny menyebut program pelatihan kepada pengelola dan pemangku kepentingan pun perlukan perlu dilakukan untuk mendukung keberhasilan konservasi.
Ranny menjabarkan empat indikator keberhasilan yang digunakan WWF dalam konservasi ini.
Pertama, indikator biologis yang mencakup peningkatan jumlah sarang dan tukik, penurunan angka perburuan (poaching), serta pengurangan insiden bycatch.
Kedua, indikator sosial, yaitu meningkatnya partisipasi masyarakat dalam konservasi.
Ketiga, indikator kelembagaan berupa penguatan kebijakan lokal dan nasional.
Dan keempat, pengembangan teknologi yang mendukung keberlanjutan konservasi.
“Keberhasilan konservasi ini tidak hanya memberikan manfaat terhadap keanekaragaman hayati, tetapi juga dapat memberikan dampak langsung terhadap masyarakat,” ujar Ranny.
Menurutnya, jika indikator biologis tercapai, peningkatan jumlah penyu dan cetacea akan mendorong tumbuhnya ekowisata yang berkelanjutan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir.
Tercapainya indikator sosial seperti partisipasi masyarakat akan berdampak pada keseimbangan ekosistem laut. Penyu dapat berperan optimal menjaga kesehatan terumbu karang dan padang lamun, sedangkan cetacea menjaga rantai makanan dan penyebaran nutrisi. Keduanya penting bagi keberlanjutan sektor perikanan.