Ilustrasi kota

Lihat Foto

kota yang pemerintahannya proaktif, mau belajar, dan berani mengambil risiko, cenderung lebih sukses dalam menerapkan strategi ketahanan iklim yang kuat dan ambisius.

Temuan tersebut didapat berdasarkan analisis data dari 386 kota di AS.

Kota-kota ini menerapkan konsep kapasitas tata kelola transformatif (Transformative Governance Capacity/TGC).

Konsep tersebut menyoroti bahwa kemampuan suatu kota dalam belajar, bersikap proaktif, dan berani mengambil risiko adalah kunci untuk menerapkan kebijakan iklim yang inovatif dan ambisius.

Studi ini menemukan bahwa kota-kota dengan gaya pemerintahan yang transformatif (TGC tinggi) lebih sering bergabung dengan program Federal Emergency Management Agency (FEMA) yang bertujuan mengurangi risiko banjir.

Kota-kota itu juga mencapai skor yang lebih baik dalam program tersebut, menandakan bahwa pemerintahan yang proaktif dan berani mengambil risiko cenderung menerapkan kebijakan iklim yang lebih ambisius dan berorientasi jangka panjang.

Mengutip Phys, Selasa (15/7/2025), studi ini pun menunjukkan bahwa cara kota-kota belajar, merencanakan, dan mengelola risiko sangat penting untuk menciptakan kebijakan iklim yang berhasil.

Dengan memahami perilaku ini, kita pun bisa lebih baik dalam mendukung pemerintah lokal menghadapi masalah lingkungan yang rumit.

“Penelitian ini termotivasi oleh kenyataan bahwa pendekatan biasa dalam menghadapi perubahan iklim dan bencananya sudah tidak efektif. Perlu ada ‘transformasi’ besar, bukan sekadar perbaikan kecil, demi menjamin kesejahteraan, terutama di kota-kota yang padat masalah,” papar Rachel Krause, ketua studi ini.

“Transformasi itu proses berkelanjutan, bukan tujuan akhir dan proyek bertujuan mengukur kemampuan tata kelola transformatif kota. Ide penting lainnya adalah bahwa keputusan di kota dibuat oleh individu-individu, bukan ‘kota’ itu sendiri, dan keputusan itu terjadi dalam jaringan profesional,” tambahnya.

Penelitian ini adalah yang pertama membuktikan bahwa kapasitas tata kelola transformatif (TGC) sangat penting dalam mendorong kebijakan iklim ambisius di tingkat lokal.

Studi ini juga menemukan bahwa kota-kota bisa menerapkan kebijakan transformatif bukan hanya karena punya banyak sumber daya atau ukuran yang besar, tapi juga karena budaya internal dan gaya kepemimpinan mereka.

“Studi ini menawarkan wawasan praktis untuk membangun kota yang lebih tangguh,” kata S. Mohsen Fatemi, kandidat doktoral yang juga salah satu peneliti dalam studi.

Menurutnya, di era meningkatnya risiko iklim dan ketidakpastian kebijakan, kota-kota yang dapat belajar, bereksperimen, dan bertindak berani berada di posisi yang lebih baik untuk melindungi komunitas mereka dan memimpin perubahan yang berarti.

“TGC menyoroti sifat-sifat perilaku yang memungkinkan kota untuk mengadopsi kebijakan yang ambisius. Bagi para pembuat kebijakan, ini berarti bahwa mengembangkan TGC dapat membuka inovasi, memperkuat ketahanan lokal, dan memberdayakan kota untuk memimpin perubahan transformatif bahkan di tengah kendala politik atau keuangan,” katanya lagi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *