Ilustrasi pertanian (Jatuphon Buraphon/Pexels)

Lihat Foto

pertanian yang ramah lingkungan dapat meningkatkan keanekaragaman hayati dan hasil panen.

Namun, agar metode ini bisa bersaing secara finansial dengan pertanian intensif konvensional, diperlukan subsidi pemerintah yang lebih besar.

Temuan ini berasal dari uji coba di lahan pertanian pertama yang komprehensif di Inggris, yang dipimpin oleh UK Center for Ecology & Hydrology (UKCEH) dan Rothamsted Research dan dipublikasikan di Journal of Applied Ecology.

Mengutip Phys, Kamis (3/7/2025), studi ini tidak hanya menguji berbagai metode agroekologi tetapi juga secara kritis mengevaluasi apakah metode-metode tersebut masuk akal dari segi bisnis dan dapat memberikan keuntungan bagi petani.

Metode agroekologi adalah praktik pertanian yang berfokus pada integrasi proses ekologis, meminimalkan dampak lingkungan negatif, dan meningkatkan keanekaragaman hayati, sering kali dianggap lebih ramah alam dibandingkan metode konvensional intensif.

Studi tersebut menunjukkan bahwa menggabungkan praktik ramah lingkungan dalam pertanian bisa meningkatkan keanekaragaman hayati, penyerbukan oleh lebah, pengendalian hama alami, jumlah cacing tanah dan juga akhirnya hasil panen.

Meskipun baik untuk hasil panen dan lingkungan, biaya awal dan pengurangan lahan produktif dapat menghambat profitabilitasnya. Oleh karena itu, dukungan finansial dari pemerintah dalam bentuk subsidi sangat penting untuk mendorong dan memungkinkan petani mengadopsi praktik yang lebih berkelanjutan.

Dr. Ben Woodcock, seorang ekolog dari UKCEH dan pemimpin studi mengungkapkan pentingnya insentif finansial baru untuk mendorong petani mengadopsi praktik pertanian agroekologi.

Menurutnya, tanpa pengenalan insentif finansial baru banyak petani akan terhalang atau enggan untuk mengadopsi praktik dan sistem pertanian agroekologi.

Akibatnya mereka bisa terkunci dalam sistem pertanian intensif yang memerlukan input tinggi dan akan membuat petani lebih rentan terhadap dampak negatif resistensi pestisida, penurunan kesehatan tanah, dan perubahan iklim.

“Metode agroekologi baik untuk keanekaragaman hayati, ketahanan pangan dan, dalam jangka panjang, memberikan pendapatan pertanian yang lebih aman, tetapi habitat dapat memakan waktu beberapa tahun untuk terbentuk, jadi subsidi lingkungan pertanian sangat penting untuk membantu petani beralih ke sistem yang lebih berkelanjutan ini,” papar Woodcock.

Lebih lanjut, untuk mencapai pertanian yang benar-benar berkelanjutan, petani memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus untuk mengelola ekosistem di lahan mereka.

Misalnya bagaimana memanfaatkan jalur bunga liar di tepi ladang yang dapat mendukung serangga bermanfaat sehingga dapat meningkatkan produktivitas pertanian secara alami.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh UKCEH telah menunjukkan bahwa melatih petani dalam membangun dan mengelola habitat satwa liar dapat meningkatkan kualitas dan efektivitas habitat tersebut dalam mendukung serangga bermanfaat seperti lebah.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *