
Desa Wisata Samtama atau Sampah Tanggung Jawab Bersama yang terletak di RW 03, Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat telah mengadopsi pola hidup bersih dan sehat sejak puluhan tahun silam.
Warga di kampung ini rutin memilah sampah lalu menyetorkannya ke bank sampah unit untuk dijual kembali.
Adian Sudiana, Pengelola Lingkungan Desa Wisata Proklim Lestari RW 03 Cempaka Putih Timur, mengungkapkan bahwa mulanya Desa Wisata dibentuk karena ingin ada pelestarian lingkungan.
“Kami mengikuti arahan dari orangtua, kami lanjutkan kebijakannya yaitu mengelola sampah, melakukan penghijauan dengan cara penanaman, dan menjaga kegiatan ini terus lestari,” kata Adian saat ditemui di lokasi, Selasa (1/7/2025).
Lantaran tak memiliki banyak lahan, warga sekitar lantas memilih menanam sayuran hidroponik. Mereka juga menyiapkan tempat sampah, bahkan menghias beberapa gang sempit dari kemasan botol bekas.
“Proklim kami sudah sampai lestari, lalu kami diikutkan dalam Anugerah Desa Wisata. Tetapi konsep desa wisatanya kami bukan wisata alam, melainkan wisata edukasi pengelolaan lingkungan karena wisatawan datang untuk belajar pengelolaan sampah,” jelas Adian.
Selain itu, pengunjung yang datang juga diajarkan urban farming, hidroponik, menyulap produk daur ulang, hingga produk olahan pasca panen. Biasanya, lanjut Adian, pengunjung terdiri dari siswa sekolah dalam maupun luar negeri.
Setidaknya, ada 20 bank sampah yang ada di RW 03 Desa Wisata Samtama. Hasil penjualan dari bank sampah digunakan untuk kebutuhan bersama.
“Kalau insentif, insya Allah akan tergantikan dalam bentuk lain. Contoh, ketika teman-teman sudah melakukan kegiatan pengelolaan sampah, penghijauan, hidroponik, sering diundang menjadi narasumber dan itu punya nilai lebih,” ucap Adian.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menyampaikan, Samtama bisa menjadi percontohan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Kampung Samtama adalah contoh konkret integrasi pengelolaan sampah dan adaptasi perubahan iklim di kawasan padat penduduk.
“Pemerintah sudah menetapkan target pengelolaan sampah 100 persen pada 2029 melalui Perpres Nomor 12 Tahun 2025. Oleh karena itu, masyarakat perlu segera dilibatkan secara aktif,” sebut Hanif.
Kawasan itu menghadapi tantangan berupa risiko banjir, dan keterbatasan ruang terbuka hijau. Namun, kata Hanif, melalui program ProKlim Lestari KLH wilayah tersebut berhasil menjadi kampung tangguh iklim dengan penghargaan tertinggi dalam bidang adaptasi serta mitigasi perubahan iklim.
Desa Wisata Samtama terpilih sebagai salah satu dari 300 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2024 dan menjadi percontohan nasional Proklim Lestari. Program-program warga dinilai berhasil dalam membangun resiliensi terhadap perubahan iklim sekaligus mendorong kemandirian ekonomi dan kesejahteraa melalui pendekatan lingkungan yang terpadu.