Ilustrasi ikan Tuna

Lihat Foto

think tank) Planet Tracker menemukan, hanya 4 dari 30 perusahaan penangkap tuna terbesar yang melaporkan volume tangkapan mereka.

Selain itu, asal usul sebagian besar ikan yang ditangkap oleh perusahaan tersebut tidak dapat dilacak.

Akibatnya, para investor di industri tuna tidak menyadari risiko-risiko terkait alam, seperti misalnya penangkapan ikan berlebih atau kerusakan habitat.

Planet Tracker menganalisis informasi yang dibagikan oleh 30 perusahaan penangkap tuna raksasa.

Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki pangsa pasar sangat besar dalam industri penangkapan tuna global.

Mereka bertanggung jawab atas penangkapan hampir setengah (46 persen) dari total tuna yang ditangkap di seluruh dunia setiap tahun.

Dan seperti melansir Edie, Rabu (18/6/2025), diperkirakan 56 persen dari total ikan yang ditangkap oleh 30 perusahaan penangkap tuna terbesar tersebut tidak memiliki informasi asal-usul yang jelas atau tidak bisa dilacak kembali ke sumber penangkapannya.

Ada dua kemungkinan alasan mengapa ikan tidak bisa dilacak, yang tak disengaja misalnya karena teknologi pelacakan yang rusak.

Namun, bisa juga suatu perusahaan sengaja tidak ingin ikan mereka dilacak, karena ingin menyembunyikan praktik penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, atau tidak diatur (IUU fishing), menghindari pajak, atau menyembunyikan kondisi kerja yang tidak etis.

Dari 30 perusahaan yang dinilai oleh Planet Tracker hanya empat yang secara terbuka melaporkan tentang volume tuna yang mereka tangkap dan perkiraan tangkapan sampingan atau jumlah spesies lain yang ikut tertangkap secara tidak sengaja.

Planet Tracker pun memperingatkan bahwa tanpa data yang transparan, investor berisiko mendanai perusahaan yang merusak lingkungan laut dan, pada akhirnya, merugikan diri mereka sendiri secara finansial karena praktik tidak berkelanjutan tersebut akan menimbulkan konsekuensi yang mahal.

Menurut WWF, dari delapan spesies tuna yang ada di dunia, lima di antaranya berisiko punah.

Penyebabnya penurunan populasi ini disebabkan oleh penangkapan ikan yang berlebihan, habitat yang rusak, serta ancaman dari perubahan iklim.

Itu mengapa, Francois Mosnier dari Planet Tracker menegaskan bahwa transparansi data dari setiap perusahaan penangkap ikan mengenai hasil tangkapan dan pelacakan kapal sangat vital.

Tanpa informasi detail ini, investor tidak bisa menilai risiko lingkungan yang mereka tanggung dan tidak bisa membedakan perusahaan yang beroperasi secara bertanggung jawab dari yang merusak lingkungan.

Untuk itu transparansi yang lebih baik dari perusahaan adalah kunci, yang pada akhirnya akan menguntungkan semua pihak, mulai dari nelayan hingga konsumen, serta memastikan kelestarian sumber daya laut.

Industri penangkapan dan pengolahan tuna di seluruh dunia sendiri adalah sektor ekonomi yang sangat besar dan penting. Industri ini menyumbangkan sekitar 40 miliar dolar AS setiap tahunnya ke perekonomian global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *