ilustrasi lamun

Lihat Foto

penyerap karbon alami lain yang penting untuk mengatasi perubahan iklim.

Penyerap karbon alami yang tersembunyi di bawah permukaan laut ini adalah lamun.

Hilangnya padang rumput bawah air ini, yang juga dikenal sebagai karbon biru, dapat menghambat upaya untuk mengatasi perubahan iklim, baik secara finansial maupun lingkungan.

Melansir Eco Business, Kamis (15/5/2025) lamun adalah jenis tanaman berbunga yang ditemukan di perairan pantai dangkal di setiap benua kecuali Antartika.

Lamun membentuk padang rumput bawah laut yang lebat dari Lingkaran Arktik hingga sejauh selatan Selandia Baru.

Menurut World Resources Institute, lembaga penelitian nirlaba lebih dari 1 miliar orang tinggal dalam jarak 100 km dari padang lamun.

Studi Nature Communications juga menyoroti Afrika Selatan, Mediterania, Malaysia, Florida, dan Kolombia sebagai wilayah lamun teratas di dunia.

Meskipun ekosistem pesisir bervegetasi termasuk lamun hanya menutupi 2 persen dasar laut, namun lamun dianggap sebagai salah satu penyerap karbon alami terbesar di planet.

Ekosistem tersebut menyimpan hampir setengah dari karbon di sedimen laut, di mana padang lamun memperlambat aliran air sehingga bahan organik mengendap dan terakumulasi dan terkubur di dasar laut.

Akan tetapi kajian paling komprehensif tentang ekosistem pesisir bervegetasi menemukan jika lamun di dunia tidak dilindungi, ekosistem tersebut dapat melepaskan 1,2 miliar ton karbon dioksida atau setara dengan jejak karbon tahunan 100 juta rumah di AS.

Kerugian akibat hilangnya lamun ini juga akan menghabiskan biaya lebih dari 200 miliar dolar AS untuk mengatasi kerusakan lingkungan atau biaya sosial yang terkait dengan dampak iklim, seperti biaya kesehatan.

Meskipun lamun merupakan kunci untuk melawan perubahan iklim, pemanasan suhu laut memengaruhi kemampuan tanaman untuk melakukannya.

Gelombang panas laut telah menyebabkan kematian massal di padang lamun, seperti yang terlihat di Teluk Florida dan Teluk Shark, Australia.

Namun, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa lamun lebih tangguh daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Penelitian awal Dutch Institute for Water Education mengukur respons lamun di Laut Baltik terhadap gelombang panas dan menemukan tingkat penyesuaian yang tinggi terhadap suhu, meskipun para peneliti mendorong penelitian lebih lanjut tentang topik tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *