
Mikroplastik yang tersebar di lautan tidak hanya membahayakan ekosistem perairan saja.
Survei global terhadap partikel kecil tersebut mengungkapkan mikroplastik juga bisa memengaruhi kemampuan laut untuk menyimpan dan menghilangkan karbon.
Dalam survei ini, para peneliti meninjau pengukuran mikroplastik yang dilakukan selama dekade terakhir dari hampir 2000 lokasi di seluruh dunia.
Sementara sebagian besar pengukuran mikroplastik difokuskan pada permukaan laut yang dangkal, kumpulan data tersebut mencakup sampel dari berbagai kedalaman, termasuk bagian terdalam laut.
Mereka menemukan betapa luasnya penyebaran mikroplastik di lingkungan, bahkan mencapai tempat terdalam di lautan seperti Palung Mariana, di mana lebih dari 13.000 partikel mikroplastik per meter kubik terukur hampir 7 kilometer di bawah permukaan laut.
“Ada jutaan metrik ton mikroplastik di seluruh bagian dalam laut,” kata Tracy Mincer dari Florida Atlantic University, dikutip dari New Scientists, Senin (5/5/2025).
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa partikel-partikel plastik, yang terdiri dari polimer, merupakan bagian penting dari materi karbon yang ada di dalam air laut.
Bahkan di kedalaman 2000 meter, di mana kehidupan lebih jarang, plastik menyumbang hingga 5 persen dari total partikel karbon yang ditemukan.
Ini mengindikasikan bahwa plastik telah menjadi komponen yang cukup dominan dalam siklus karbon laut, terutama di kedalaman yang lebih dalam.
Lebih lanjut, dampak ekologis dari meluasnya penyebaran mikroplastik di laut belum banyak dipahami.
Akan tetapi salah satu kekhawatiran utama adalah bahwa jika plankton memakan plastik yang mengapung, hal ini dapat mengganggu proses alami penyerapan karbon dioksida (CO2) oleh laut.
Plankton biasanya membantu membawa karbon ke dasar laut melalui kotoran dan bangkai mereka. Jika mereka makan plastik, jumlah karbon yang tenggelam bisa berkurang, yang pada akhirnya dapat menghambat kemampuan laut dalam mengurangi CO2 di atmosfer.
Meskipun demikian, Aron Stubbins dari Universitas Northeastern di Massachusetts menekankan bahwa kesimpulan tersebut masih dalam tahap awal untuk memahami seberapa besar efek negatif mungkin terjadi.
Keberadaan mikroplastik yang meluas di seluruh kolom air laut adalah masalah penting yang tidak dapat lagi diabaikan oleh para ilmuwan yang mempelajari fungsi lautan.
Survei ini membantu menjelaskan pula mengapa jumlah plastik yang diperkirakan masuk ke laut jauh lebih besar daripada jumlah plastik yang terlihat di permukaan atau di dasar laut, yakni banyak plastik tersebut ternyata telah terpecah menjadi mikroplastik dan tersebar di seluruh kedalaman air.
Studi dipublikasikan di jurnal Nature.