Ilustrasi pemanasan global

Lihat Foto

Pemanasan global mengacu pada permukaan bumi yang semakin panas dalam jangka panjang yang diamati sejak periode pra-industri antara tahun 1850 hingga 1900.

Pemanasan global terjadi karena berbagai aktivitas manusia yang berlebihan, terutama pembakaran bahan bakar fosil, yang meningkatkan emisi gas rumah kaca (GRK).

Semakin banyak emisi GRK yang lepas ke atmosfer, semakin banyak pula panas matahari yang terperangkap di dalam Bumi.

Pemanasan global menyebabkan perubahan iklim yang menimbulkan berbagai dampak negatif dan bahkan merusak terhadap kehidupan di Bumi.

Lantas, apakah manusia bisa menghentikan pemanasan global? Jawaban sederhananya adalah bisa.

Akan tetapi, upaya menghentikan pemanasan global tidaklah semudah membalikkan telapak tangan dan memerlukan kerja ekstra keras.

Pasalnya, semua aktivitas manusia saat ini sangat bergantung dengan pembakaran bahan bakar fosil dalam kehidupan sehari-harinya, mulai dari transportasi, listrik, hingga memasak.

Menghentikan pemanasan global

Ilustrasi pemanasan global. Salah satu dampak pemanasan global terhadap lingkungan adalah mencairnya es di Kutub Utara dan Selatan.Dok. Shutterstock/Sepp photography Ilustrasi pemanasan global. Salah satu dampak pemanasan global terhadap lingkungan adalah mencairnya es di Kutub Utara dan Selatan.

Salah satu upaya terbesar yang bisa dilakukan manusia untuk menghentikan pemanasan global adalah dengan menghentikan seluruh aktivitas yang melepaskan emisi GRK, seperti pembakaran bahan bakar fosil.

Dengan berhenti melepaskan emisi, maka GRK yang memerangkap panas matahari tidak lagi bertambah di atmosfer Bumi.

Tanpa pengaruh manusia, proses alami akan mulai perlahan-lahan menghilangkan kelebihan karbon dioksida dari atmosfer, dan suhu global akan mulai menurun secara bertahap.

Akan tetapi, meski manusia menghentikan semua pelepasan emisi GRK saat ini juga, suhu Bumi masih akan terus naik di tahun tahun mendatang. Hal tersebut disebabkan oleh setidaknya dua alasan.

Pertama, dilansir dari situs web Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat atau NOOA, arus laut membawa kelebihan panas yang tersimpan di laut dalam kembali ke permukaan. Begitu kelebihan panas ini akhirnya lepas ke luar angkasa, suhu Bumi bisa kembali stabil.

Para ahli berpendapat, pemanasan tambahan dari panas yang tersimpan oleh lautan ini ini tidak mungkin melebihi 0,5 derajat celsius.

Kedua, dilansir dari Live Science, emisi GRK seperti karbon dioksida memiliki “usia” yang lama dan tetap berada di atmosfer selama ratusan tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *