Ilustrasi cuaca panas

Lihat Foto

panas menjadi lebih sering dan intens terjadi karena dampak perubahan iklim.

Frekuensi gelombang panas yang meningkat tersebut nyatanya turut berdampak pada kita, salah satunya adalah meningkatkan risiko depresi dan kecemasan pada remaja.

Hal tersebut terungkap setelah peneliti China melakukan studi terhadap siswa muda di pedesaan di Asia Timur.

Peneliti pun menekankan perlunya strategi kesehatan masyarakat untuk melindungi generasi muda dari efek buruk panas ekstrem.

Mengutip Independent, Senin (30/6/2025), dalam studi ini, peneliti memperkirakan paparan gelombang panas dengan melihat data kesehatan hampir 20.000 remaja berusia antara 10-18 tahun.

Data tersebut dikumpulkan dari survei kesehatan nasional berbasis sekolah yang dilakukan pada 2021.

Dari jumlah tersebut, lebih dari separuh remaja adalah perempuan dan mayoritas adalah siswa sekolah menengah pertama berusia 15 tahun.

Para peneliti mengukur tingkat depresi dan kecemasan pada remaja menggunakan dua alat ukur yakni kuesioner dan skala.

Hasilnya menunjukkan bahwa 19,37 persen dari remaja yang disurvei melaporkan mengalami depresi dan 16,27 persen dari remaja yang disurvei melaporkan mengalami kecemasan.

Untuk mengetahui seberapa besar siswa terpapar panas, peneliti menggunakan tiga indikator gelombang panas yang berbeda yaitu panas berlebih, suhu maksimum, dan suhu minimum.

Para peneliti menemukan bahwa semakin kuat atau tinggi intensitas gelombang panas maka semakin besar kemungkinan seseorang mengalami depresi, kecemasan, dan kondisi kesehatan mental lainnya.

Akan tetapi hasil ini tidak selalu konsisten ketika definisi gelombang panas yang berbeda digunakan.

Temuan penelitian tentang dampak gelombang panas terhadap kesehatan mental sangat relevan karena gelombang panas frekuensi dan intensitasnya tengah meningkat secara global akibat perubahan iklim yang disebabkan manusia.

Lebih lanjut, penelitian yang diterbitkan awal tahun ini menemukan bahwa jumlah orang yang mengalami krisis kesehatan mental meningkat tajam di daerah-daerah yang paling terdampak oleh perubahan iklim.

Misalnya, anak muda di Madagaskar bagian selatan melaporkan tingkat kecemasan dan depresi yang sangat tinggi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *