Ilustrasi ampas kopi.

Lihat Foto

ampas kopi yang hangus ke dalam campurannya.

Temuan ini pun bisa memecahkan banyak masalah sekaligus.

Setiap tahun, dunia menghasilkan 10 miliar kilogram limbah kopi secara global dan sebagian besar berakhir di tempat pembuangan sampah.

“Pembuangan limbah organik menimbulkan tantangan lingkungan karena mengeluarkan sejumlah besar gas rumah kaca termasuk metana dan karbon dioksida, yang berkontribusi terhadap perubahan iklim,” jelas insinyur Universitas Royal Melbourne Institute of Technology Rajeev Roychand, dikutip dari Science Alert, Rabu (9/7/2025).

Di sisi lain, seiring dengan pasar konstruksi yang sedang berkembang pesat secara global membuat permintaan beton juga terus meningkat. Ini menyebabkan serangkaian tantangan lingkungan lainnya.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

“Penambangan pasir alam untuk memenuhi permintaan industri konstruksi yang berkembang pesat biasanya diambil dari dasar sungai dan tepian sungai dan ini akan berdampak besar pada lingkungan,” ungkap Jie Li, insinyur RMIT lain yang tergabung dalam studi ini.

Nah, dengan pendekatan ekonomi sirkular, seperti pemanfaatan ampas kopi, kita dapat tidak hanya mencegah sampah organik terbuang di tempat pembuangan akhir tetapi juga menjaga sumber daya alam sekaligus membuatnya sebagai bahan bangunan yang ramah lingkungan.

Namun, ampas kopi ini tidak dapat ditambahkan langsung ke beton karena bahan kimia yang terkandung di dalamnya dapat melemahkan kekuatan bahan bangunan.

Jadi, dengan menggunakan tingkat energi yang rendah, tim memanaskan ampas kopi hingga lebih dari 350 derajat C sambil menghilangkan oksigen darinya.

Proses ini disebut pirolisis. Proses ini memecah molekul organik, menghasilkan arang berpori dan kaya karbon yang disebut biochar, yang dapat membentuk ikatan dengan dan dengan demikian menyatu dengan matriks semen.

Akan tetapi peneliti mengungkapkan mereka tetap masih perlu menilai ketahanan jangka panjang produk tersebut.

Peneliti pun kini sedang menguji kinerja kopi hibrida dalam menghadapi siklus cair, penyerapan air, abrasi dan berbagai tekanan lainnya.

“Penelitian kami masih dalam tahap awal, tetapi temuan-temuan menarik ini menawarkan cara inovatif untuk mengurangi jumlah limbah organik yang berakhir di tempat pembuangan akhir secara signifikan,” tulis peneliti.

Studi ini dipublikasikan di Journal of Cleaner Production.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *